Kamis, 09 Februari 2012

warga Bawan Tuo resah

Bawan, Singgalang
Sekitar 800 an warga Bawan Tuo dan sekitarnya merasa resah dengan adanya penebangan kayu di kawasan resapan air yang juga menjadi lokasi penempatan intake PDAM pada pegunungan yang ada di daerah itu.
Mereka beralasan, jika terus ditebangi pepohonan yang ada di daerah tersebut berpotensi terjadinya menurunnya volume air yang lebih besar yang berakibat tak terpenuhinya air untuk dikonsumsi masyarakat sekitar Bawan Tuo setiap harinya.
Sesuai kondisi lapangan, beberapa areal yang terdekat dengan kawasan resapan air itu sudah tampak gundul karena pepohonan yang ada sudah ditebangi, dan jumlahnya relative banyak.
“Jika dibiarkan berlama-lama terjadinya penebangan kayu di daerah kami, maka yang akan menanggung kami juga nantinya,” kata Rangkayo Tiar, salah seorang warga Bawan Tuo kepada Singgalang Minggu (5/2) kemarin.
Menurutnya, diperlukan peran serta pihak terkait dan berkompeten dalam mengatasi penebangan kayu tersebut, agar kekhawatiran yang dirasakan selama ini tidak menjadi kenyataan.
Dijelaskan, selama ini jumlah pohon  kayu yang ditebangi pihak-pihak tertentu cukup banyak di bawa keluar daerah tersebut untuk diperdagangkan.
Sehubungan dengan hal itu, Wakil Ketua KAN Bawan A.Dt Kando Marajo merespon keluhan dan kekhawatiran tersebut dengan meminta kepada pemerintah terkait untuk menyikapi kasus tersebut menurut semestinya, karena permasalahan penebangan kayu yang dilakukan di kawasan intake PDAM itu sangat membahayakan kondisi alam sekitar.ditambah lagi di daerah itu telah menjadi areal resapan air, dan air yang ada didaerah itu menjadi sumber air untuk konsumsi warga Bawan Tuo dan sekitarnya.
Selama ini, penebangan kayu yang dilakukan pada areal resapan air itu telah mengakibatkan terjadinya banjir bandang dan menelan kerugian ratusan juta bagi warga sekitar, yang ditandai dengan hancurnya areal pertanian masyarakat dan harta benda milik pemerintah dan masyarakat dihondoh banjir yang pernah terjadi beberapa tahun lalu.
“Cukuplah pengalaman masa lalu itu menjadi pengalaman pahit bagi warga, dan hendaknya tidak teurlang kembali di masa selanjutnya,” katanya.
Ditegaskan A.Dt Kando Marajo, jika keluhan dan harapan masyarakat sekitar Bawan Tuo yang dirasakan saat ini tidak mendapat respon positif dari beberapa pihak terkait, maka anak kemanakan di daerah tersebut dan sekitarnya akan menyampaikan keluhannya secara langsung kepada Bupati Agam untuk disikapi menurut semestinya.
“Selama ini masyarakat sekitar areal penebangan kayu di daerah itu sudah cukup sabar menyaksikan semakin menjadi-jadinya penebangan kayu, karena itu sudah sepatutnya disikapi secara arif, bijaksana demi penyelematan hutan untuk kepentingan bersama,” tegasnya.210/518

Tidak ada komentar:

Posting Komentar